Jumat, 22 Oktober 2010

Mencegah Kanker Payudara

Minyak Zaitun Cegah Kanker Payudara



Kompas.com - Meskipun cita rasanya telah menjadi daya tarik zaitun selama ribuan tahun, penelitian modern menyajikan alasan lain untuk mengonsumsinya: minyak zaitun mengandung lemak tak jenuh berantai tunggal, vitamin E dan polifenol. Dua senyawa terakhir itu berkhasiat menurunkan risiko kanker.

Sejak lama para ahli telah mengetahui pola makan seseorang terkait dengan risiko terjadinya kanker payudara. Selain anjuran untuk menghindari makanan tinggi lemak, para ilmuwan kini menyarankan para wanita untuk melakukan diet Mediterania yang berbasis buah, sayur, biji-bijian, serta minyak zaitun, sebagai jalan terbaik untuk sehat dan terhindar dari kanker payudara.

Riset yang dilakukan ilmuwan dari Spanyol terhadap mencit di laboratorium menunjukkan, senyawa dalam minyak zaitun akan menghalangi gen-gen yang bertanggung jawab dalam pertumbuhan sel tumor pada payudara. Minyak ini juga bekerja dengan mematikan protein yang menjadi "sumber makanan" sel kanker.

Dr.Eduard Escrich, ketua peneliti, menyarankan kita untuk mengonsumsi minyak zaitun 50 ml, atau setara 10 sendok teh minyak zaitun murni setiap hari. Namun, ia mengatakan bahwa khasiat dari minyak zaitun sebagai penangkal kanker ini baru bisa dipetik bila gaya hidup ini diterapkan dalam jangka panjang.

Diet ala Mediterania sudah diakui para pakar terhadap perlindungannya untuk berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, Alzheimer, Parkinson, dan juga untuk melangsingkan tubuh.

Yunani merupakan negara konsumen minyak zaitun terbesar di dunia. Orang-orang di negara itu mengonsumsi 20 kali minyak zaitun lebih banyak dibanding orang Inggris dan Italia, yang juga termasuk sebagai produsen utama minyak zaitun.

==================================================================

Makanan Pencegah Kanker Payudara

Asupan kaya kedelai seperti tahu perlu diperbanyak.
KOMPAS.com - Kanker payudara termasuk penyakit yang paling ditakuti wanita. Padahal, untuk mengurangi risikonya, kita cukup mengubah pola hidup kita. Memilih jenis makanan dan minuman, serta rajin berolahraga adalah hal yang terpenting. Di bawah ini adalah saran dari Brierley Wright, MS, RD, editor tamu di EatingWell.com yang juga master di bidang Nutrition Communication dari Friedman School of Nutrition Science and Policy, Tufts University, mengenai pola makan yang dapat kita ikuti.
1. Hindari menambah berat badan
Boleh dibilang, inilah salah satu cara paling penting untuk mengurangi risiko kanker payudara. Hal ini disampaikan di sebuah artikel dalam jurnal Cancer. Dengan demikian, Anda harus menyeimbangkan pola makan yang sehat dengan cukup olahraga. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 100.000 wanita melaporkan bahwa mereka yang melakukan olahraga secara rutin menurunkan risiko kanker payudara daripada yang tidak melakukannya. Olahraga membantu menurunkan kadar hormon-hormon yang menyebabkan kanker payudara. Segera jadikan olahraga sebagai prioritas Anda.
2. Makanan berlemak, secukupnya saja
Women’s Intervention Nutrition Study (WINS), yang mengadakan penelitian mengenai wanita pasca menopause yang menghadapi kanker payudara stadium awal, menemukan bahwa wanita yang menjalani diet rendah lemak secara signifikan berhasil mengurangi risiko kanker muncul kembali. Rata-rata mereka juga kehilangan sekitar 2,1 kg setelah menjalani tahun pertama percobaan, sedangkan wanita yang berada di kelompok lain justru bertambah berat 226 gr. Penambahan berat badan dikaitkan dengan perulangan kanker payudara dan angka pertahanan yang lebih rendah, sehingga kurangnya berat badan akibat pola makan rendah lemak tentu menjadi keuntungan utama.
3. Makanlah kedelai
Di negara-negara seperti China dan Jepang dimana makanan yang mengandung kedelai umum dikonsumsi, angka penderita kanker payudara termasuk yang paling rendah di dunia. Suatu analisa dari 18 studi mendapati bahwa mengonsumsi kedelai, seperti tahu dan kacang kedelai, sedikit mengurangi risiko kanker payudara. Namun Laurence Kolonel, MD, PhD, direktur program epidemiologi di Cancer Research Center of Hawaii, tidak menyarankan asupan kedelai melalui suplemen. Phytoestrogen dosis tinggi yang ditemukan dalam suplemen dapat bertindak seperti estrogen di dalam tubuh, menyebabkan sel-sel payudara berubah dan berpotensi menyebabkan kanker. Orang yang sembuh dari kanker payudara, dan wanita yang berisiko terhadap penyakit ini disarankan menghindari suplemen kedelai.
4. Sayuran dan buah-buahan
Riset yang menetapkan apakah buah-buahan dan sayuran dapat memerangi kanker payudara telah mengecewakan, namun pola makan yang kaya buah-buahan dan sayuran cenderung rendah dalam kalori, demikian pendapat Kolonel. “Pola makan ini dapat membantu Anda memelihara berat badan sehat." Cheryl Rock, PhD, RD, yang mengkoordinasi Women’s Healthy Eating and Living Study (WHEL) di University of California, San Diego, mendapati bahwa wanita yang mengonsumsi sedikitnya lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap hari (dan jalan cepat 30 menit setiap hari) menurunkan risiko meninggal karena kanker payudara hingga separuhnya. "Jika wanita tidak mampu menurunkan berat badan, namun makan cukup banyak sayuran dan buah-buahan serta berolahraga, masih dapat menurunkan risiko pengulangan kanker payudara," katanya.
5. Minum alkohol secukupnya saja
Minum alkohol dalam jumlah secukupnya mungkin memang sehat untuk jantung, namun, “Minum (alkohol) sekali sehari saja bisa meningkatkan risiko kanker payudara," ujar Kolonel. Fakta lain menunjukkan, penyakit jantung lebih banyak membunuh wanita daripada kanker payudara. Pertimbangkan kembali keputusan Anda untuk minum minuman beralkohol jika Anda memiliki faktor risiko lain kanker payudara. Batasi sekali minum saja sehari; lebih dari itu pun tak akan memberikan manfaat kesehatan jantung. Bahkan jika Anda memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker payudara, sebaiknya Anda menghindari alkohol sama sekali.

Memeriksa Kesehatan Payudara

Beginilah Cara Memeriksa Payudara Sendiri



Kompas.com – Banyak wanita yang langsung merasa takut begitu mendapati ada benjolan di payudaranya. Sebagian besar memilih untuk membiarkan benjolan tersebut, baik karena tidak menimbulkan sakit atau karena sengaja tak ingin memeriksakan diri karena alasan takut. Meski tidak selalu berbahaya, namun seluruh benjolan yang teraba sebaiknya dianggap serius.

"Bagaimanapun semua benjolan jangan dianggap remeh. Sebaiknya lakukan pemeriksaan sampai dinyatakan negatif kanker," kata dr.Sutjipto, Sp(B) Onk, Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, dalam acara bincang-bincang dengan media di Jakarta, (21/10).

Tindakan deteksi kanker payudara secara dini, di mana tumor masih kecil dan belum menyebar merupakan kunci untuk bisa berhasil. Ada beberapa cara pemeriksaan yang bisa dilakukan dengan hasil yang cukup akurat. "Meski sudah ada cara deteksi yang cukup canggih, seperti MRI, namun WHO masih merekomendasikan mamografi untuk mendeteksi tumor," papar Sutjipto, ahli bedah kanker dari RS.Dharmais ini.

Bila ternyata ada benjolan yang perlu dievaluasi lebih lanjut, biasanya dokter akan meminta pemeriksaan USG atau biopsi untuk memastikan ada tidaknya sel-sel kanker yang ganas. Sekalipun hasil biopsi menunjukkan jinak, namun selama 6 bulan ke depan dokter tetap perlu memantau untuk kepastian tumbuh tidaknya benjolan itu.

Selain melakukan pemeriksaan lengkap di rumah sakit, setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri untuk menemukan adanya perubahan pada payudara. Paling tidak sebulan sekali Anda harus melakukan pemeriksaan sendiri.

Kanker payudara pada umumnya tidak menimbulkan gejala, namun Anda perlu mewaspadai keluarnya cairan dari payudara. "Segeralah ke dokter jika keluar cairan spontan dari puting susu yang berwarna agak kemerahan. Hati-hati juga jika terdapat eksim yang tidak hilang di sekitar aerola," tegas Sutijipto.

Meski kanker payudara tercatat sebagai penyakit kanker mematikan nomor dua setelah kanker serviks, bila terdeteksi pada tahap awal kemungkinannya untuk sembuh mencapai 75 persen. Karena itu, jangan pernah mengabaikan perubahan pada payudara. Memeriksakan diri adalah langkah terbaik.

==============================================================================

Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker payudara adalah dengan memeriksa payudara sendiri (sadari). Pemeriksaan dilakukan pada hari ketiga hingga kelima sesudah haid karena pada waktu itu payudara tidak begitu peka lagi atau membengkak. Namun jika Anda sudah menopause, tentukan tanggal rutin untuk melakukan sadari.

Sadari mungkin agak butuh waktu, tapi tidak sulit. Begini caranya:
- Berdirilah di depan cermin. Dengan kedua lengan di samping, perhatikan payudara apakah ada bagian yang menjadi cekung atau tertarik ke dalam. Perhatikan pula adanya perubahan ukuran. Pastikan bahwa puting payudara tidak tertarik ke dalam, kecuali memang sejak dulu sudah demikian.

- Menggunakan sabun atau krim, basahi payudara Anda. Letakkan tangan kiri di belakang kepala dan periksa payudara dengan tangan tangan. Anggaplah payudara seperti permukaan sebuah jam dan letakkan tangan kanan ke posisi pukul 12, pada bagian atas payudara.

- Dengan tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis), lakukan gerakan melingkar kecil dan rasakan apakah terdapat benjolan. Pada setiap posisi lakukan sedikit penekanan ringan, sedang, dan tekanan yang dalam. Kemudian gerakkan tangan menuju pukul 1, pukul 2, dan seterusnya. Ketika Anda sudah kembali ke posisi pukul 12, geser ujung jari ke dekat puting payudara dan ulangi gerakan yang sama.

- Untuk memeriksa cairan yang keluar dari puting, buatlah bentuk V dengan ibu jari dan jari telunjuk lalu letakkan di bagian kiri dan kanan puting payudara. Tekan ke aerola dan perlahan-lahan tarik ke atas. Prinsipnya adalah lakukan pemencetan puting secara berhati-hati dan perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting.

- Akhiri dengan memeriksa wilayah terdekat dengan payudara, yaitu di bawah ketiak, karena di situ juga ada jaringan payudara dan kelenjar getah benting yang mengalirkan saluran getah benting ke dalam jaringan payudara.

- Ulangi seluruh prosedur dengan menggunakan tangan kiri di payudara kanan.

Jika menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, puting tertarik ke dalam, kulit berubah seperti kulit jeruk, pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, peradangan atau keluar cairan dari puting, perlu diwaspadai dan segera periksakan ke dokter.

=====================================================================

Lebih Akurat Deteksi Kanker Payudara

Lakukan pemeriksaan dini agar bisa mengenali gejalanya dan mendapatkan penanganan yang lebih tepat jika terdiagnosa kanker payudara.
Cara deteksi kanker payudara bukan hanya mamografi, tetapi masih ada beberapa cara lain. Yuk, cari tahu banyak cara mendeteksi kesehatan payudara sejak dini!

Periksa sendiri

Hal yang paling mudah dilakukan adalah "sadari" atau pemeriksaan payudara sendiri. dr. Sutjipto, Sp.B(K) Onk., spesialis bedah onkologi dari Siloam Hospital, menganjurkan bagi remaja putri, sejak menginjak usia 20 tahun melakukan "sadari" secara rutin. Ini bisa dilakukan setiap kali setelah mandi dan di luar masa menstruasi.

Caranya, berdiri di depan kaca, tangan kanan memeriksa payudara kiri dan demikian pula sebaliknya. Lakukan pemeriksaan dengan meraba memutar telapak tangan seiring jarum jam dan sebaliknya berulang kali. Pastikan, tidak ada benjolan atau gronjolan di dalam payudara.

USG payudara

Adapun bagi para perempuan yang telah menginjak usia 30 tahun, lakukan USG payudara atau breast ultrasound. Caranya mirip dengan USG kandungan.
Pertama-tama, pasien diminta berbaring di atas tempat tidur kemudian bagian payudara diberikan gel. Lalu petugas medis akan menjalankan transduser ke seputar payudara untuk mendapatkan gambaran adanya tumor ataupun kista di dalam payudara.

Mamografi tak lagi menyakitkan

Ketika memasuki usia 40 tahun, Sutjipto menganjurkan untuk melakukan kombinasi kedua cara deteksi (USG dan "sadari") dengan mamografi. Mamografi sebaiknya dilakukan 3 tahun sekali untuk pasien berusia 40-45 tahun. Namun, khusus bagi yang berisiko tinggi, seperti, gemuk, belum punya anak, dan ada riwayat kanker dalam keluarga, mamografi bisa dilakukan setiap 2 tahun sekali.

Adapun ketika memasuki usia 50 tahun, mamografi bisa dilakukan 2-3 tahun sekali. Begitu pula ketika wanita telah berusia di atas 60 tahun, mamografi dilakukan sekitar 1-2 tahun sekali.

Tidak perlu takut dengan mamografi karena alat mamografi yang sekarang sudah cukup terkomputerisasi. Sistem komputerisasi ini memungkinkan penekanan secukupnya untuk mendapatkan gambaran akurat kondisi kelenjar susu.
“Jadi, tidak perlu takut sakit ataupun akan memicu kanker lebih ganas,” ungkap Sutjipto meluruskan anggapan yang salah di masyarakat.

Cara melakukan mamografi ini seperti rontgen dada. Pertama-tama, pasien diminta melepaskan berbagai aksesori logam dan pakaian serta hanya menggunakan pakaian khusus mamografi.

Untuk posisi saat melakukan mamografi, bisa dengan duduk ataupun berdiri bergantung pada peralatan yang digunakan. Kemudian salah satu payudara diletakkan di atas pelat datar dan di bagian atas ada semacam plastik yang menekan payudara ke bawah untuk meratakan. Cara ini dimaksudkan untuk memperlihatkan jaringan payudara yang akan disinar-X.

Foto-foto kelenjar payudara ini akan diambil dari berbagai sudut untuk memperoleh akurasi yang optimum. Pada mesin mamografi jenis Full Field Digital Mammography (FFDM) yang bekerja secara digital, gambar sinar-X yang didapat dapat dimanipulasi di layar komputer sehingga meningkatkan akurasi hasil foto sinar-X.

MRI lebih detail

Bila setelah dilakukan USG dan mamografi ditemukan kejanggalan, penyelidikan dilanjutkan dengan melakukan MRI (magnetic resonace imaging) terhadap payudara. Metode ini juga merupakan alternatif deteksi kanker payudara bagi perempuan di atas 40 tahun ataupun yang tidak menyukai mamografi.

Tentu saja, diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk melakukannya. Caranya, pasien disuntikkan agen kontras atau semacam cairan yang akan mengeluarkan warna. Kemudian pasien dimasukkan ke dalam lorong dan ditembakkan daya magnet yang akan menghasilkan warna tertentu pada jaringan yang telah diinjeksi agen kontras.

Pada akhirnya akan didapat gambaran struktur, bentuk dan komposisi payudara secara lebih detail bahkan bisa menangkap adanya sel yang sudah mengarah menuju kanker.

Termografi payudara

Pilihan lain pelengkap cara mendeteksi kanker payudara adalah dengan breast thermography. Berdasarkan penelitian klinis, bila dilakukan bersama dengan mamografi, sensitivitasnya akan meningkat hingga 98 persen.

Dikatakan, termografi ini relatif aman karena tidak menimbulkan radiasi, tanpa injeksi ataupun penekanan apa pun. Dengan memanfaatkan digital infra-red thermal imaging, akan didapat pola panas normal dan tak normal yang dihasilkan oleh adanya sel kanker.

Caranya, pasien cukup berdiri di depan alat termografi. Kemudian petugas akan merekam pola panas payudara. Bila terdapat warna merah (tanda suhu tinggi tak normal), maka terdapat aktivitas sel tumor. (Laili Damayanti, Hasto)

Sumber : Kompas.com

Brokoli untuk Kesehatan Payudara

Brokoli untuk Kesehatan Payudara

Pengobatan Alternatif Tasik. Peneliti di John Hopkins University di Baltimore, AS, menemukan penyedia anti kanker yang baru. Dalam penelitiannya, mereka menemukan bahwa tunas brokoli yang masih muda memiliki zat antikanker yang disebut sulforaphane glucosinolate (SGS). Ini sangat berguna untuk mencegah kanker pada payudara dan usus besar kita.

Zat SGS yang dikandung brokoli muda ini 50 kali lebih kuat ketimbang yang dikandung brokoli yang sudah matang. Konsumsi SGS seperti yang terkandung dalam brokoli ini cukup penting mengingat kanker adalah penyakit yang tumbuh pelahan. Jika pun terdiagnosa, biasanya sudah dalam tahap yang cukup berbahaya.

Brokoli memang telah sering disebut-sebut sebagai salah satu sayuran yang mampu mencegah dan mengatasi kanker payudara. Hal ini telah dibuktikan melalui berbagai penelitian mengenai manfaat brokoli yang dilakukan para ilmuwan.

Senyawa kimia yang ditemukan pada sayuran ini mentargetkan sel-sel yang menjadi makanan bagi pertumbuhan tumor. Kandungan sulforaphane yang tinggi pada brokoli mampu membunuh sel-sel induk kanker ini, dan mencegah perkembangan atau penyebaran penyakitnya.

Para peneliti dari University of Michigan telah berhasil menyelesaikan uji laboratorium terhadap tikus dan kultur-kultur sel. Penulis studi ini, Profesor Duxin Sun, mengatakan, "Sebelumnya telah sering dipelajari bagaimana pengaruh sulforaphane pada kanker, namun studi ini menunjukkan bahwa manfaatnya adalah dalam menghambat sel-sel induk kanker payudara."

Setiap tahun, di Inggris ditemukan sekitar 46.000 kasus kanker payudara, dengan kasus kematian sebanyak 12.000. Perawatan kemoterapi belakangan ini tidak bekerja melawan sel-sel induk kanker, yang menyebabkan penyakit ini bisa timbul kembali dan menyebar ke area lain. Menyingkirkan sel-sel induk kanker diyakini sangat penting untuk mengontrol perkembangan tumor.

Karena percobaan laboratorium ini tidak diujikan pada pasien kanker payudara, para peneliti hanya menyarankan agar kita tidak menambahkan suplemen sulforaphane dalam pola makan kita. Hal ini dimaksudkan sebagai antisipasi untuk mencegah atau mengatasi kanker.

Saat ini mereka juga sedang mengembangkan metode mereka sendiri untuk mengekstrak dan melindungi bahan kimia tersebut, dan akan melanjutkan percobaan klinis untuk menguji prosesnya. Pengobatan Alternatif Tasik.

Editor : din Sumber : Marie Claire . Sumber Kompas.com

Kamis, 21 Oktober 2010

Ini Kisahku Melawan Jeratan Kanker Payudara

Ini Kisahku Melawan Jeratan Kanker Payudara

Pengobatan Alternatif Tasik. Kanker payudara (KP) merupakan salah satu pembunuh perempuan terkejam. Ia datang diam-diam, menggerogoti tubuh, menyakiti, kemudian membunuh. Bukan hal yang mudah untuk menghadapi kanker. Inilah cerita Enny Hardjanto, seorang pengusaha, dosen, dan survivor KP yang sempat divonis berada di stadium 4.

Saya terdeteksi KP sekitar tahun 2005, begitu tahu kabar ini, saya tidak mau ke dokter. Itu kesalahan saya. Saya merasa takut. Benar-benar takut. Saya sudah banyak mendengar cerita mengenai proses penyembuhan kanker yang menimbulkan banyak masalah, mulai dari kemoterapi atau biopsi, mereka bilang, nanti kankernya akan makin menyebar. Semua mitos itu memengaruhi saya. Sehingga pada tahun 2005 itu, saya ndak berani ke dokter. Padahal, dari dokter yang memberitahu (dokter umum), semua gejala sudah mengindikasikan apa yang saya idap itu adalah KP.

Masih diselimuti rasa takut untuk menempuh jalur medis, saya pun pergi ke pengobatan-pengobatan alternatif. Semua saya datangi. Mulai dari ujung Sumatera Utara sampai ke Irian, semua saya coba. Di Jakarta lebih banyak lagi saya datangi. Ada yang lewat kambing, dibuanglah, inilah, itulah. Uang yang keluar pun jutaan, bukan satu-dua juta, tetapi puluhan juta, hanya untuk alternatif. Bayangkan saja, biaya untuk tiket penerbangan, penginapan, dan ini-itunya, kan tidak sedikit. Setelah 6-7 bulan berusaha pengobatan alternatif, bukannya berkurang, malah makin menyebar. Kanker payudaranya sudah mulai terasa sakit, karena kankernya ternyata sudah merasuk ke dalam. Bentuk payudara saya pun sudah mulai tak keruan.

Tak lama, teman saya mengajak terapi China. Saya ikutin selama 2 bulan. Dokternya bilang, saya harus pergi ke China. Saya tidak berani, karena saya tidak bisa bahasa China, kalau ada apa-apa saya tidak mengerti, lalu saya berhenti. Teman saya sudah dikemoterapi oleh dokter itu, sudah kelar. Lalu teman saya itu bilang, "Udah, kita ke medis saja, ya." Saya pun menyerah, saya pergi ke ahli medis di Jakarta. Dokter itu bilang, "Waduh, kamu ini sudah stadium lanjut. Enggak ada yang berani operasi. Harus dikemoterapi dulu." Saya pun hitung-hitung. Ternyata biayanya mahal luar biasa. Karena kemoterapi yang harus saya jalani tipe yang sangat kuat.

Saya menyerah, saya saat itu sudah pensiun, tetapi kadang masih mengajar. Lalu, teman-teman saya yang juga terjerat KP pun berkumpul. Kita pun sharing banyak sekali.
Tiba-tiba ada yang mengajak pengobatan ke Malaka. Menurutnya, lebih murah dibanding biaya perawatan di Jakarta. Saya pikir, kan keluar negeri, pastilah lebih mahal karena penerbangan, penginapan, dan lainnya. Eh, ternyata enggak, karena ada penerbangan promo ke Malaysia yang murah. Saya bersama suami, pergi ke sana bersama dua teman.

Di sana, kami ketemu dengan salah seorang dokter yang sama. Dokter di sana bilang kepada salah satu teman saya yang sudah dikemoterapi di Indonesia, "Mengapa kamu dikemoterapi? Kamu tidak menderita kanker. Kamu cuma punya tumor." Padahal bentuknya besar sekali, sebesar bola voli. Menurut dokternya, kalau dioperasi saja, sudah bisa kelar. Teman saya yang satu lagi, diperiksa, ternyata baru stadium 2, tinggal dioperasi dan kemoterapi, selesai. Lalu, begitu sampai di saya, dokternya hanya bisa diam.

Pasti Ada Jalan
Tiba-tiba, si dokter bilang, "Ini yang membuat saya semangat. Kita satu tim. Kamu, saya, dan Tuhan. Saya tidak bisa menyembuhkan kamu. Saya bisa berusaha, tetapi kamu pun harus berusaha untuk mau sembuh. Kalau enggak, tak bisa. Kamu bisa?" Yang menjawab malah suami saya, "Ya, kita harus bisa! Harus, harus, harus." Lalu saya tanya berapa biayanya, suami saya bilang lagi, "Nanti kita cari. Pasti ada jalan."
Soalnya ini satu-satunya dokter yang bisa bilang, bahwa kita ini satu tim dan dia mau berusaha. Teman-teman saya pun dioperasi dan kemoterapi. Begitu giliran saya, dokter bilang, "Kamu nanti jangan kaget, ya. Kamu akan dikemoterapi besok sekitar jam 9 pagi. Kemoterapinya enggak sakit, masuk dari sini, nanti keluar di sini. Tidur saja, tenang-tenang. Tetapi, nanti akibat kemoterapinya akan terasa tidak nyaman.

Sore, sekitar jam 4, setelah dikemoterapi, saat akan buang air kecil, akan ada warna kemerahan. Itu artinya kemoterapi sedang bekerja. Di situ, kamu tidak bisa kontrol badan kamu. Kadang terasa panas, kadang menggigil. Kamu tidak bisa menguasai diri. Sudah, kamu terima saja, biarkan saja. Semangati terus karena ini proses. Ini proses yang cukup lama. Ini hari pertama. Hari kedua akan terasa badan tidak enak. Lalu di hari ketiga, kamu akan merasa mual dan muntah. Mungkin juga buang air besar. Ini adalah gejala-gejalanya. Nanti, setelah 2-3 minggu, kuku kamu akan menghitam. Kamu bisa, kan?" Suami saya yang jawab, "Bisa, Dok!"

Saya minta sama dokternya supaya saya menjalani ini semua di rumah saja. Dokter bilang, setelah kemoterapi, saya harus langsung pulang. Sekitar jam 9 pagi saya dikemoterapi, lalu jam 11 saya sudah dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Sekitar jam 4 sore, badan saya mulai tidak enak. Saat buang air kecil, benar saja, airnya merah sekali. Lalu tak lama kemudian, temperatur tubuh saya berubah tidak keruan. Di malam hari, saya tidak bisa tidur. Itu hal yang saya paling tidak tahan dari seluruh proses ini. Saya sebenarnya orang yang mudah sekali tidur. Kadang, saya bisa tidur sambil berdiri, kok. Ini, saya tidak bisa tidur sama sekali. Ini bikin saya frustasi. Saya gelisah terus-terusan karena badan tidak enak. Saya sampai minta tolong sama Tuhan untuk membiarkan saya tidur barang 5 menit saja. Akhirnya bisa, tapi cuma sebentar, bangun lagi.

Dua hari kemudian, ibu saya datang. Ia datang dan memeluk saya, tapi saya tidak kuat terima pelukannya. Badan saya sakit bukan main. Ibu saya menangis melihat saya. Karena melihat begitu, saya marah kepada adik saya, "Sudah, kamu bawa ibu pulang, saya tidak bisa melihat ibu sedih. Kalau saya lihat orang lain sedih, saya lebih sedih." Akhirnya ibu dan teman-teman saya cuma lewat telepon dan sms.

Saya Berubah
Aslinya, saya orang yang penggembira. Melihat saya sedih, jadi terasa bukan saya. Hari ke-17, saya merasa aneh. Begitu saya bangun, saya melihat ke bantal saya. Lalu saya melihat sebagian dari rambut yang tadinya ada di kepala saya sudah tergeletak di bantal. Saya berkaca, saya ingin menangis. Botak sana, botak sini. Lalu saya telepon dokter yang di Malaka. Saya tanya, "Dok, mengapa begini cepat?" Lalu ia cuma menjawab, "Aduh, saya lupa bilang sama kamu, dampak pada orang-orang itu berbeda. Saya kira tidak akan terjadi di bulan pertama. Ternyata di kamu lebih cepat." Saya tanya lagi, "Ini akan tumbuh lagi, enggak?" Ia menjawab, "Saya enggak bisa jawab. Mintalah kepada Tuhan." Langsung saya telepon penata rambut saya untuk ke rumah.
Begitu dia lihat saya, dia menangis, "Haduh, ini kenapa begini?" Saya minta cukur sampai habis, dan ia mencukur sambil menangis. Saya cuma bilang, "Nanti, kalau tumbuh lagi, saya minta datang ke rumah, ya." Tetapi saya enggak minta ia datang lagi berbulan-bulan.

Yang lebih menyedihkan lagi, biasanya saya kuat pergi sendiri ke kamar mandi. Padahal kamar mandi saya dekat, jadi kalau saya mau muntah, gampang, tinggal jalan. Minggu kedua kemoterapi, saya sudah tidak kuat jalan ke kamar mandi. Akhirnya saya tinggal di kamar mandi. Di sana, aktivitas saya antara buang air besar atau muntah. Padahal sudah dikasih obat anti muntah, tak ada pengaruhnya. Kembali lagi dokternya bilang, efek pengobatan berbeda tiap orang.

Akhirnya saya cuma bisa berdzikir, berdzikir, dan pasrah. Untungnya, pembantu saya baik dan pengertian. Setiap kali saya muntah, ia bikinkan jus. Jusnya bermacam-macam. Ada apel, pir, anggur, dan dicampur Pocari Sweat. Apa saja masuk, asal saya mau. Karena saya tidak bisa makan. Mencium bau makanan saja saya sudah tidak kuat. Hanya mencium makanan saja saya sudah muntah, padahal belum melihat makanannya. Terus-terusan saya diberi jus begitu kelar muntah oleh pembantu saya. Saya sangat berterima kasih sekali sama dia.

Kemoterapi pertama lewat, saya harus kembali lagi. Setelah dicek lagi, ternyata metastase di paru-paru saya sudah berhenti. Dokter saya berusaha mempertahankan dan dia berpendapat harus dikemoterapi lagi. Saya tanya, "Dok, semua sama lagi? Berulang lagi?" Dengan semangat, ia menjawab, "Ya, sama. Semuanya kembali seperti yang pertama." Kemoterapi saya yang kedua pun terjadi, semua sakit tadi berulang lagi. Kulit saya sudah berkeriput semua, jadi berwarna abu-abu. Tangan saya menghitam. Ya, saya nikmati. Periksa lagi, mengecil lagi kankernya. Lalu kemoterapi ketiga, masih saya coba nikmati.

Dokter Berani Operasi
Begitu menjelang kemoterapi keempat, dokternya baru mau mulai berani beroperasi. Biasanya, kalau operasi seperti ini cuma berlangsung 1,5 jam. Tetapi operasi saya ini berjalan sampai 4,5 jam. Ternyata menurut dokternya, kanker itu sudah ada yang mulai menggerogoti tulang, jadi harus dikerik. Karena itu pun, sakitnya luar biasa, jangan ditanya, bahkan akhirnya saya diberi morfin selama seminggu. Tetapi dokter di sana itu, empati sama orang, tetapi tidak boleh manja. Jadi, besoknya setelah operasi, saya harus memaksa diri untuk mengangkat tangan saya. Padahal, kelenjar getah bening di bagian atas lengan kiri saya baru saja diangkat. Itu semua diambil, dan saya dipaksa mengangkat tangan saya, paksa terus, paksa lagi. Tetap dengan suntikan morfin selama seminggu, lalu seminggu kemudian saya tetap disuntik morfin untuk mengurangi morfin yang pertama. Dua minggu saya di sana, saya mulai tidak betah di rumah sakit, saya minta pulang. Dokter pun mengizinkan saya pulang.

Hampir Menyerah
Baru seminggu saya di rumah, dia telepon lagi, dia minta saya kembali. Saya diminta untuk kemoterapi lagi. Padahal saya masih lemas, saya belum pulih. Dia paksa saya untuk kembali kemoterapi, karena kalau berhenti sebentar, akan tumbuh lagi. Ya, sudah, saya kembali. Kondisi saya sangat parah. Saya sudah tidak bisa bangun, kan baru operasi, lalu kemoterapi lagi. Saya sempat bilang sama Tuhan untuk mengambil saja nyawa saya. Saya merasa tidak berguna. Tetapi hal itu tidak lama. Saya tersadar, saya minta maaf, karena saya ingat, saya sudah dipandu, sudah dibantu, dioperasi berhasil, dikemoterapi berhasil. Lalu apa hak saya meminta ia mengambil nyawa saya? Di sana saya merasa ditemani, merasa dipeluk, lalu saya kembali semangat. Saya jalani saja lagi, meski berat.

Kemoterapi kelima, pun lewat. Saya pun merasa lebih bersemangat. Saya tanya sama teman-teman saya, apa masih mungkin saya mengajar lagi, sejam saja. Saya ingin tahu, apakah saya masih berguna atau tidak. Mereka mengizinkan. Saya mengajar dalam keadaan kepala gundul. Saya percaya diri saja. Saya tidak mungkin pakai wig, kan? Kadang pakai topi olahraga, kadang saya buka. Tentu mereka bertanya-tanya, mengapa begini, lalu saya kasih tahu bahwa ini hasil pekerjaan KP. Tetapi di sana, mereka pun memberikan semangat. Sejam, saya tahan. Setelah itu, keluar keringat dingin, basah kuyup. Tetapi teman-teman memberi semangat.

Setelah kemoterapi ke-6, semua berjalan lebih lancar. Dalam perjalanan pulang usai kemoterapi ke-6, saat saya sedang duduk-duduk di bandara, saya didekati seseorang. Dia bertanya, "Kamu sakit ya?" Saya jawab, "Ya, saya terkena KP, saya habis radiasi, dan saya dalam perjalanan kembali ke Jakarta." Ternyata dia adalah seorang dokter gizi. Dia bilang, "Saya tidak bisa temani kamu, tetapi saya melihat kamu seperti sedang sakit. Tolong, ya, begitu kamu sampai ke Jakarta, kamu makan suplemen. Kamu terlihat kekurangan asupan. Kamu perlu makan suplemen. Kulit kamu terlihat abu-abu dan kuku hitam. Kamu coba, ya." Sesampai di Jakarta, saya coba cari suplemen yang ia sarankan.

Tiga minggu kemudian, saya menjalani proses radioterapi setiap hari, proses ini berjalan sebanyak 25 kali, sehari sekali. Tak lama, sih, hanya 10 menit. Tetapi prosesnya itu sangat tidak nyaman. Banyak sekali aturannya. Tidak boleh ini, tidak boleh itu. Benar-benar tidak boleh ngapa-ngapain saat radioterapi. Mungkin, karena kekuatan saya pribadi, suplemen, dan nasihat untuk terus minum air kelapa, akhirnya saya kuat untuk radioterapi. Padahal, teman-teman lain yang juga diradioterapi merasa mual-mual dan muntah.

Baru Perjalanan Pertama
Kemudian, dokter bertemu saya lagi, lalu dia bilang, "Itu baru perjalanan pertama. Perjalanannya, lima tahun ke depan, kamu harus lihat lagi. Ingat, obat ini ada dampak ke tulang, ia bisa mengeroposkan tulang. Kamu harus hati-hati. Minum susu, makan keju, apa saja untuk memperkuat tulang kamu. Makanlah apa saja, asal jangan terlalu banyak satu sisi, yang penting seimbang. Karena kalau kamu bingung dengan makanan dan banyak pantangan, maka kamu akan stres. Stres pun akan bikin kankernya kembali lagi." Lalu saya tanya, "Jadi, ini kankernya enggak akan hilang, Dok?" Dia jawab, "Kanker tidak akan pernah hilang. Dia akan selalu ada di tubuhmu. Kalau tidak hati-hati, dia akan tumbuh lagi. Jadi, jaga terus."

Mulai dari situ, saya lalu berusaha untuk tetap seimbang. Makanan, asupan buah-buahan dan sayur-sayuran saya usahakan untuk mencukupi. Tetapi saya juga suka steak. Kan, kata dokter saya tidak boleh stres. Ya, saya coba imbangi. Alhamdulilah, sekarang sudah 4 tahun, dan saya masih bisa berbagi cerita saya. Saat ini saya bergabung dengan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Kami punya misi, tahun 2020 nanti, di Jakarta tidak ada lagi penderita kanker payudara stadium lanjut. Lebih baik mengetahui sejak dini untuk diatasi secara medis agar tuntas dan tidak menunda-nunda atau coba alternatif ke sana-ke mari. Pengobatan Alternatif Tasik.

Editor: Nadia Felicia, Sumber : Kompas.com

Mitos Seputar Kanker Payudara

Mitos Seputar Kanker Payudara

Pengobatan alternatif tasik. Breast cancer atau kanker payudara memang menjadi momok yang sangat menakutkan. Maklum, di Indonesia kanker ini menjadi pembunuh perempuan nomor dua setelah kanker mulut rahim (cervical cancer). Bahkan, menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), setiap tahun kanker payudara merenggut 519 jiwa di seluruh dunia.

Penyebab pastinya belum diketahui dengan jelas hingga kini. Meskipun begitu, sejumlah studi menunjukkan deteksi dini dan gaya hidup sehat dapat mencegah kanker payudara. Karena setiap perempuan berisiko mengalami kanker payudara, kita perlu mengenali dan memahami penyakit ini. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar kanker payudara.

Mitos: Benjolan = Pertanda Kanker
Fakta: 80 persen benjolan di payudara adalah jinak dan tidak bersifat kanker. Namun, jika menemukan benjolan di payudara, sebaiknya periksakan diri ke dokter dan lakukan mamografi jika dokter menganjurkan. "Untuk amannya, benjolan tak wajar pada payudara dianggap kanker sampai terbukti bukan," jelas dr Sutjipto Sp(B).Onk, Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ), beberapa waktu lalu, saat bincang-bincang tentang kanker payudara dengan wartawan.

Mitos: Merupakan Penyakit Keturunan
Fakta: Menurut onkolog yang juga founder breastcancer.org, perempuan yang memiliki sejarah keluarga menderita kanker payudara berisiko lebih besar. Itu sebabnya, penting untuk mengetahui sejarah kanker payudara dari ayah atau ibu. Namun, faktor lain, seperti alkohol, rokok, obat-obatan, dan diet juga bisa memengaruhi kemungkinan seorang perempuan menderita kanker ini.

Mitos: Perempuan Muda Lebih Berisiko
Fakta: Meski mulai ditemukan pada perempuan usia 18 tahun, menurut Presiden National Research Center for Women & Families, dr Diana Zuckerman, perempuan usia 40-50 tahun ke atas paling berisiko menderita kanker ini.

Mitos: Berdampak Fatal
Fakta: Menurut Zuckerman, kanker payudara sendiri tidak fatal, tetapi jika kanker menyebar ke bagian tubuh lain hingga simpul limpa, paru-paru, bahkan hingga tulang dan darah, ini yang bisa meningkatkan risiko kematian. Jadi, penting dilakukan deteksi dan penanganan dini agar kanker tidak menyebar.

Mitos: Mastectomy adalah cara terbaik menyembuhkan kanker payudara
Fakta: Menurut Zuckerman, sedikit sekali perempuan yang terdiagnosa menderita kanker payudara perlu mastectomy (pengangkatan satu atau kedua payudara). Faktanya, sebagian besar perempuan yang melakukan mastectomy tidak memerlukannya. Pasalnya, 75 persen perempuan yang menderita kanker payudara, setiap tahun hanya akan bergantung pada kemoterapi, radiasi, dan lumpectomy (operasi pengangkatan gumpalan dari payudara yang terkena kanker). Pengobatan alternatif tasik.

(Erma DK/Majalah Chic) sumber : kompas.com

Sabtu, 09 Oktober 2010

Spa Untuk Organ Intim Wanita

Spa untuk Organ Intim Wanita

Keharmonisan dalam rumah tangga tentu menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Apalagi bila mahligai pernikahan telah berjalan selama puluhan tahun. Namun, tak sedikit pasangan yang berakhir dengan perceraian hanya karena suami pindah ke lain hati. Untuk mencegahnya, Anda bisa manjakan suami dengan merawat tubuh dan organ intim salah satunya dengan perawatan Spa V di Jampi Spa and Herbal Teraphy.

Apa sih spa V? Spa V merupakan spa yang dilakukan di sekitar organ intim wanita. Di Jampi spa, terapi dilakukan secara tradisional dan dibantu dengan ramuan herbal atau rempah-rempah alami sehingga tidak mempunyai efek samping. “Spa V di sini berasal dari Bangkalan, Madura yang terkenal dengan ramuan rempah-rempahnya,” ujar Eva, pengelola selaligus terapis Jampi Spa and Herbal Teraphy.

Tekniknya, dilakukan massage atau pemijatan dan totok di daerah V. Hal ini, kata Eva, dilakukan untuk mengencangkan otot-otot yang kendur di sekitar V. “Sebagai wanita, organ intim merupakan aset yang berharga karena mengalami siklus menstrusi, melahirkan hingga melayani suami untuk itu harus kita rawat,” tuturnya.

Selain itu juga dilakukan scrubbing untuk menghaluskan kulit di sekitar daerah kewanitaan. Scrub yang digunakan berbentuk lebih halus dibantu scrub tubuh. Ramuan ini terbuat dari bahan-bahan herbal seperti tepung beras, beras merah, coconut oil, minyak zaitun agar tidak terjadi iritasi kulit. “Kami buat supaya kulit yang keriput di sekitar daerah tersebut yang tadinya keriput menjadi kenyal,” jelasnya.

Kemudian dilakukan whitening untuk memutihkan kulit sekitar daerah kewanitaan. Ramuan herbal ratus dari Madura juga dipakai untuk mengatasi bau tidak sedap.Lalu dioleskan ramuan khusus yang diberi nama empot-empot atau ramuan rempah oles Madura.yang berguna agar organ intim wanita tetap kesat. “Ramuan ini bentuknya seperti bubuk dan bisa dibawa pulang dan dioleskan sendiri di rumah,” tuturnya.

Berbeda dengan perawatan steam di spa lainnya yang msih menggunakan listrik, Steam di Jampi Spa menggunakan ramuan rempah-rempah yang diracik dengan menggunakan 213 macam rempah-rempah Indonesia seperti lengkuas, lada hitam, cabe merah, jahe. Caranya pun unik, sebelum memulai steam, pengunjung harus memakai pakaian khusus yang terbuat dari bahan katun, lalu masuk ke kolam yang telah dipenuhi rempah-rempah, kemudian seluruh tubuh diselimuti oleh rempah-rempah yang telah ditumbuk halus. “Kandungan rempah-rempah itu bisa mendetox racun dari dalam tubuh, merelaksasi otak dan mengatasi bau tidak sedap,” terasnya Eva

Sejak dibuka 6 bulan yang lalu, Spa yang berlokasi di Ruko Cibubur Point, Jakarta Timur ini memang tidak pernah sepi pengunjung.. Pasalnya Eva juga membuka konsultasi berbagai problem seputar suami-istri ataupun remaja. “Kami membuka spa ini juga tujuannya untuk beribadah. Agar suami-istri saling lengket dan lebih harmonis. Selain itu dengan merawat organ intim juga dapat mencegah kanker serviks,” tuturnya.

Sumber : wihans.web.id

Dehidrasi Bisa Akibatkan Kematian

Dehidrasi Bisa Akibatkan Kematian

Jangan biasakan menunda minum dan hanya melakukannya saat haus saja. Jika kebiasaan itu terus berlanjut bisa memicu terjadinya dehidrasi yang menyebabkan kematian. Kematian sangat mungkin karena kurangnya air dalam tubuh menyebabkan gagalnya seluruh fungsi organ yang ada di dalam tubuh. Itu terjadi karena darah menjadi terlalu kental sehingga asupan nutrisi ke seluruh tubuh terganggu termasuk ke bagian jantung maupun otak kita.“Dehidrasi berat yakni penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan bisa menyebabkan seseorang mengalami penurunan kesadaran, koma hingga meninggal dunia,” ungkap Prof Dr Ir Hardinsyah, ahli gizi dan pangan dari Institut Pertanian Bogor, dalam sebuah diskusi belum lama ini.

Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan seperti minum. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh yang disebabkan kekurangan zat natrium, kekurangan air dan kekurangan natrium dan air.
Tips minum air yang tepat

1. Usai bangun tidur konsumsilah air putih daripada secangkir teh ataupun kopi. Biasakan juga menyimpan segelas atau sebotol air sehingga saat terjaga tidur bisa meminumnya. Jangan tunggu haus dulu baru minum.
2. Jika anda cenderung aktif bergerak, selalu sediakan 600 ml air bersama anda. Semakin aktif bergerak maka cairan yang ada dalam tubuh banyak keluar seperti dari keringat sehingga harus segera diganti.
3. Segelas air setiap selesai ke toilet. Walaupun banyak minum mungkin juga banyak ke toilet, sedikit ketidaknyamanan ini bukanlah apa-apa dibanding risiko kesehatan yang disebabkan karena kekurangan air.
4. Dalam kondisi tidak beraktivitas, konsumsi air minum minimal dua liter atau delapan gelas setiap hari. Jika berolah raga kurang dari satu jam, ia merekomendasikan untuk minum 200 ml (satu gelas) setiap 15 menit.
5. Biasanya mengonsumsi buah dan sayuran juga cara yang baik untuk meningkatkan kandungan air dalam tubuh.

Dehidrasi skala ringan (penurunan cairan tubuh kurang dari lima persen dari berat badan) menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit tubuh, rasa lelah, susah berkonsentrasi dan peningkatan suhu tubuh. Untuk skala sedang akan menyebabkan orang mudah lupa, bingung, muncul halusinasi dan akan kehilangan kesadaran.

Mengutip penelitian Robert W Kenefick, kekurangan air tubuh terbukti memengaruhi produktivitas, keamanan, dan moralitas kerja seseorang. Pemerintah Kanada merekomendasikan perusahaan untuk menyediakan air minum secara berkala (250 mililiter atau sekitar 2 gelas setiap 20 menit) bagi pekerja yang berada di tengah udara terbuka (hangat).

Dehidrasi bisa terjadi pada siapa saja. Untuk anak-anak serta orang berusia lanjut merupakan kelompok paling rentan. Kekurangan air juga bisa terjadi di mana saja, di lingkungan bersuhu panas maupun bersuhu dingin, sepanjang asupan dan pengeluaran air seseorang tidak seimbang.

Gejala dehidrasi adalah rasa haus, kelelahan, pusing, kekurangan energi, dan kehilangan konsentrasi. Selama jam kerja, khususnya dalam lingkungan ber AC yang dapat meningkatkan dehidrasi. Para pekerja menganggap kondisi merupakan waktu yang tepat untuk makan, padahal mereka hanya kesegaran kembali yang dapat diperoleh dari segelas air.

Dehidrasi bisa dihindari dengan mengonsumsi air minum yang cukup. Marissa Lippert, pakar diet yang penulis buku best seller The Cheater’s Diet, mengungkapkan mengonsumsi lebih banyak air minum dengan membantu pencernaan, mengatasi rasa lapar serta akan membuat kulit Anda terlihat lebih segar.

Di samping itu, akan bisa membantu mencegah tanda-tanda penuaan (seperti keriput). Ia pun menyarankan mengonsumsi air minum sebanyak 1,5 – 3 liter air per hari, tergantung pada tingkat aktivitas Anda. Agar rasanya lebih segar, disarankan menuangkan perasan air lemon atau potongan mentimun.

Sumber : wihans.web.id [Kesehatan]